Hangat,
ramah, murah senyum! Kesan ini selalu muncul manakala kita bertemu
dengan Theodora Monica Ervin yang lebih dikenal sebagai Ervinna. Siapa
pun tahu bahwa Ervinna adalah sosok penyanyi legendaris yang pernah
berjaya di belantika musik Indonesia, bahkan luar negeri.Juru Tulis: Lambertus L. Hurek
Catatan
prestasinya segudang. Jumlah rekaman albumnya, kalau dihitung sejak ia
menitipi karier pada awal 1970-an, rasanya sulit ditandingi penyanyi
atau band zaman sekarang.
“Kalau album pop, sudah 200 lebih,”
ujar Ervinna yang saya temui di rumahnya, Jalan Kertajaya Indah
Surabaya, Senin (27/03/2006). Ini belum termasuk album rohani yang
dirilis dalam beberapa tahun terakhir.
“Sekarang ini saya sedang
mempersiapkan album rohani dalam bahasa Mandarin. Prosesnya hampir
selesai,” ujar Ervinna seraya tersenyum manis.
Dibantu Romo
Yandi Boentoro CD, pastor yang fasih berbahasa Mandarin karena pernah
bertugas lama di Taiwan, album anyar ini menampilkan kombinasi lagu-lagu
rohani Indonesia, yang di-Mandarin-kan, serta lagu-lagu rohani ‘asli’
dari bumi Tiongkok sana.
Begitulah. Ervinna tetap saja sibuk
kendati tidak lagi seekstrem ketika ia masih remaja pada 1970-an hingga
1980-an. Dulu, istri Robert Soesanto ini bisa mendekam tiap hari di
studio untuk membuat rekaman lagu di piringan hitam atau kaset, belum
lagi jadwal show yang sangat padat di dalam dan luar negeri.
“Saya dulu sering mengeluarkan dua atau tiga album dalam satu bulan,” cerita Ervinna.
Sebagai
perbandingan, artis/band paling produktif masa kini seperti Slank atau
Dewa belum tentu bisa merilis album setahun sekali.
Popularitas,
nama besar, segudang prestasi, bagi Ervinna, merupakan berkat Tuhan yang
luar biasa baginya. Dan, itu membuat Ervinna tak henti-hentinya
mengucap syukur di usia matangnya sekarang. Salah satu wujud ucapakan
syukur itu adalah dengan aktif di kegiatan rohani, mengisi acara pujian
rohani, penggalangan dana (fund rising) untuk gereja, hingga bakti
sosial.
Aktivitasnya di bidang rohani semakin teratur sejak ia
bergabung dalam Komunitas Pertumbuhan Iman Wanita BUNDA KUDUS, Surabaya,
sejak 1994 lalu. Ervinna bahkan sekadar aktif, tapi juga salah satu
motor Bunda Kudus sampai sekarang. Kini, Mbak Ervin, sapaan akrabnya,
malah dipercaya sebagai ketua Bunda Kudus.
“Mungkin kami baru
dikukuhkan bulan Mei yang akan datang,” ujar Ervinna. Tapi, ia buru-buru
menambahkan bahwa di Bunda Kudus berlaku kepemimpinan kolektif,
sehingga posisi ketua sama sekali bukan penentu semua kebijakan. Semua
keputusan dibuat bersama-sama secara kekeluargaan dan, tentu saja,
selalu dibawa dalam doa bersama.
“Selain saya, ada Ibu Sonny
Vincent dan Ibu Gin,” jelas Ervinna yang melihat posisi di Bunda Kudus
lebih sebagai ajang pelayanan kepada Tuhan dan Gereja.

Pertumbuhan
iman dalam diri Ervinna hingga mencapai kematangan sebetulnya melalui
proses panjang. Proses itu tak akan pernah berhenti selama kita masih
hidup di dunia. Dan, sebagai anak Tuhan, kita akan selalu dibentuk
menjadi ‘manusia baru’ dari hari ke hari. Tak banyak yang tahu
kalau Ervinna ini tidak lahir dari sebuah keluarga Katolik. Di masa
kecilnya, kekatolikan atau kristianitas masih menjadi barang asing di
keluarganya. Namun, Ervin kecil punya kebiasaan mengoleksi boneka atau
patung mainan sebagai sarana bermain-main di rumahnya, waktu itu di
Jalan Basuki Rachmat Surabaya. Secara kebetulan, salah satu
patung mainan koleksi si kecil Ervinna adalah patung Yesus. “Saya waktu
kecil tidak tahu itu patung siapa. Yang jelas, saya suka,” tutur Ervinna
seraya tersenyum.Saking asyiknya bermain-main dengan patung
koleksinya, pada suatu hari, patung Yesus ini jatuh dan pecah
berkeping-keping. Ervin kecil sangat sedih, kehilangan, meskipun orang
tuanya--yang bukan Kristiani--bisa saja membeli yang baru di toko-toko. Malamnya,
Ervinna bermimpi melihat sosok di patung itu, yang belakangan diketahui
sebagai Yesus Kristus. Ervin kecil kemudian dengan polos menceritakan
pengalaman mimpinya yang ‘aneh’ itu. Orang tuanya, meski bukan Katolik,
bukan Protestan, tidak pernah memaksakan doktrin agama tertentu kepada
anak-anaknya. Nah, kebetulan ada kerabat orang tuanya ikut mendengarkan
cerita mimpi si Ervin. “Bagaimana kalau kamu ikut Sekolah
Minggu,” ajak tamu tadi. Orang tuanya tidak keberatan, dan Ervin mulai
ikut Sekolah Minggu di Paroki Kristus Raja Surabaya. “Saya ikut
Sekolah Minggu diantar sama pembantu,” kenangnya. Ervin akhirnya
menerima Sakramen Pembaptisan di Gereja Kristus Raja pada 1968.Karena
sekolah di Santa Agnes, Surabaya, suasana Katolik praktis selalu ia
temukan di lingkungan pendidikan serta teman-temannya. Ikut misa,
berdoa... layaknya orang Katolik umumnya. Tapi, di sisi lain, kariernya
di dunia hiburan (entertainment) sedang berkembang. Show di
mana-mana, rekaman, tur ke luar negeri... praktis membuat Ervinna (ini
nama panggung) mengaku sering absen ke gereja pada hari Minggu karena
tidak sempat. Kita tahu, acara-acara show atau hiburan selalu
diadakan pada hari Sabtu dan Minggu, sehingga ‘wajar’ saja kalau Ervinna
yang tengah naik daun sulit membagi waktu untuk ke misa mingguan di
gereja. “Ke gereja hanya saat Natal dan Paskah. Tapi, ya, saya tetap
Katolik,” kata Ervinna.Tahun berganti tahun... akhirnya terjadi
perubahan besar dalam diri Ervinna pada 1994. Waktu itu ada kenalannya
yang mengajak ikut retret di Pertapaan Ngadireso, Tumpang, Kabupaten
Malang, yang dibina oleh Romo Yohanes Indrakusuma OCarm. “Saya ikut karena iseng-iseng saja. Ingin tahu retret itu kayak apa,” tuturnya. Tak
dinyana, di Tumpang itulah Ervinna merasakan jamahan Tuhan. Saat
didoakan oleh para pembimbing, ia merasakan jamahan Tuhan yang luar
biasa. Ervinna disadarkan bahwa selama bertahun-tahun ia menerima berkat
Tuhan melalui karier yang cemerlang, perilaku yang jauh dari narkoba,
tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman keras, dan seterusnya. Untuk
seorang entertainer sekelas Ervinna, perilaku hidup sehat dan bersih ini
jelas merupakan anugerah yang harus disyukuri. Malam hari,
masih di Tumpang, dibantu cahaya lampu yang temaran Ervinna membaca
kitab suci (Alkitab), kebiasaan yang jarang dilakukan Ervinna
sebelumnya. “Saya menemukan Mazmur 40,” kenang Ervinna. Di ayat 4 Mazmur itu disebutkan, Tuhan mengajarkan aku menyanyikan nyanyian baru, lagu pujian untuk Allah kita.Pengalaman
di Tumpang ini, dengan Mazmur 40, sungguh dahsyat. Ervinna yang tadinya
hanya iseng-iseng belaka, kini dengan sepenuh hati bergiat di Bunda
Kudus. Pada 1994 itu kegiatan Bunda Kudus masih sepi, paling hanya
diikuti 20-30 orang.“Nggak apa-apa. Yang penting jalan terus,”
ujar Ervinna seraya menyebut nama Ibu Henny Kuncoro (alm) dan Ibu Magda
Nangoy, dua tokoh Bunda Kudus yang berjasa menarik dirinya ke komunitas
pertumbuhan iman, Bunda Kudus. Mulailah Ervinna mengikuti
pendalaman Alkitab selama 16 pekan. Makin lama makin kecantol di Bunda
Kudus, sehingga Ervinna kemudian memperdalam wawasan rohani dengan ikut
Sekolah Evangelisasi Pribadi (SEP) Angkatan XIII. Aktif di acara-acara
ini membuat Ervinna bukan saja rajin baca Alkitab, tapi menjadikan
Alkitab sebagai panduan hidupnya sehari-hari.“Kalau kita rutin
baca Alkitab, maka misa di gereja itu tidak sekadar rutinitas. Kita bisa
lebih meresap,” kata pemilik hits ‘Lari Pagi’ ini.Pengalaman
panjang di dunia entertainment, kemudian aktif di Bunda Kudus, bertemu
kekasih lama, Robert Soesanto, menikah, dapat ‘bonus’ dua anak, semakin
menyadarkan Ervinna bahwa rencana Tuhan itu selalu indah pada waktunya.
Kalaupun kita sudah berdoa terus-menerus, tapi belum dijawab, itu hanya
soal waktu saja. Menurut Ervinna, Tuhan hendak mendidik kita,
anak-anak-Nya, untuk lebih sabar dan sabar. Jangan sampai kita berhenti
berdoa hanya karena (merasa) doa-doa kita belum dikabulkan. “Kita wajib
lapor kepada Tuhan,” kata Ervinna. Robert
Soesanto, yang kini jadi suaminya, sebetulnya sahabat lama Ervinna.
Sebagai remaja, mereka sempat pacaran pada 1980-an, tapi kemudian putus.
Ervinna lantas berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar stage acting,
vocal, dan seni pertunjukan. “Saya ke AS tanggal 6 Januari 1984. Dan
dia itu memang cinta pertama saya,” cerita Ervinna seraya tersenyum
manis. Lima belas tahun kemudian, tepatnya 6 Januari 1999,
Ervinna bertemu lagi dengan Robert di Singapura. Perhatikan tanggal dan
bulannya.... Persis 15 tahun berselang. “Semua ini karena kuasa dan
rencana Tuhan. Sangat ajaib,” ujar Ervinna. Singkat cerita, kedua sahabat lama itu menjalin hubungan secara serius selama lima tahun.Pada
8 September 2003, Ervinna dan Robert Soesanto menerima Sakramen
Pernikahan di Gereja Hati Kudus Yesus (Katedral) Surabaya, dipimpin
langsung Uskup Surabaya Monsinyur Johanes Hadiwikarta (kini almarhum).
“Tanggal pemberkatan kami tak akan saya lupakan. Ceritanya panjang,
berliku-liku,” kata Ervinna lalu tertawa kecil.Seharusnya, tutur
penyanyi serba bisa ini, pemberkatan pernikahan dilakukan pada 6
September 2003 oleh Mgr Hadiwikarta. Tapi, tiba-tiba Mgr Hadiwikarta
harus berangkat ke Papua untuk menghadiri tahbisan uskup di sana.
Kalang-kabutlah Ervinna, karena dia tak pernah mengantisipasi
sebelumnya. Pastor ‘cadangan’ untuk pemberkatan tak pernah ia
siapkan. Syukurlah, Ervinna tidak kalut, apalagi putus asa. “Saya
langsung berdoa rosario,” ujar wanita kelahiran Surabaya pada 4 Mei
(tahun...) ini. Sebagai orang beriman, Ervinna percaya bahwa
Tuhan pasti buka jalan--meminjam syair lagu yang dibawakan Ervinna di
salah satu albumnya.Benar saja. Beberapa saat kemudian Mgr
Hadiwikarta menelepon Ervinna. Intinya, Uskup Surabaya itu bersedia
memberikan Sakramen Pernikahan di Gereja HKY Surabaya pada 8 September
2003. Upacara berlangsung syahdu, megah, dan dihadiri 800 lebih jemaat. Padahal,
Ervinna dan Robert sejak awal menginginkan agar upacara suci ini cukup
dihadiri kerabat dekat... sekitar 200 orang. Snack yang disiapkan
panitia pun terbatas. “Wah, saya kaget sekali karena yang datang begitu
banyak,” cerita Ervinna lalu tertawa.Yang jelas, setelah menikah
dengan Robert Soesanto, Ervinna mengaku kehidupannya berubah sama
sekali. Kalau biasanya dia melakukan sesuatu atas keputusan sendiri,
single fighter, sekarang ia harus selalu membicarakannya bersama suami
tercinta. Kalau show di luar kota, Ervinna selalu berusaha cepat-cepat
balik ke Surabaya.“Tapi dua anak itu sungguh menjadi berkat bagi saya,” tegas Ervinna.